Cari Blog Ini

Sabtu, 21 Desember 2013

Resah Gerakan Wanita Liberal, Para Ibu Deklarasikan PERMATA

Berangkat dari keresahan seorang Ibu yang dikenal sebagai dai’yah yang rutin memberi kajian ibu-ibu rumah tangga di sekitar Jakarta, hari Jumat (20/12/2013), resmi berdiri Persatuan Majelis Taklim Muslimah (PERMATA).
“Kita para Ibu adalah tiang utama peran pendidikan anak baik di rumah maupun di masyarakat,” demikian jelas Dr. HS. Suryani Thaher Ketua Umum PERMATA data launching hari Jum’at (23/12/2013) di Graha Assuryaniyah Komplek At Thohiriyah, Kampung Melayu, Bukit Duri Jaksel.
PERMATA ini sendiri bertujuan untuk membangkitkan kesadaran perempuan, terutama kaum Ibu untuk berperan serius dalam mendidik anak-anaknya.
Menurut Suryani, saat ini,  perempuan Indonesia khususnya para Muslimah, sedang dihadapi masalah serius. Mulai dari gerakan liberalisme, sekulerisme hingga syiahnisasi. Karenanya menurutnya penting bagi para Ibu mengerti apa itu feminisme, lesbianisme, transgender dan hal-hal yang mengancam anak-anak bangsa.
“Jangan sampai kita pergi taklim, tapi anak-anak kita justru jauh dari agama,” tambahnya.
Sementara Wakil Sekjend PERMATA, Sri Vira Chandra menjelaskan, saat ini 65% anak Indonesia terjebak gaya hidup seks bebas, narkotika dan hedonisme.
Belum selesai pembinaan agama pada mereka, masih ada lagi ancaman berbau agama seperti kristenisasi, syiahnisasi dan liberalisasi.
Menurut Vira, saat ini gerakan wanita liberal ingin berbagai bentuk kerusakan diatur dalam Undang-undang Negara.
“Jangan sampai saat anak ibu ingin nikah sesama jenis lalu ibu ditangkap karena ada UU melarangnya,” tambahnya.
“Mengapa bisa demikian? Karena ibu-ibu ketinggalan info jika suatu saat nanti ada UU yang melegalkannya,” tegas Vira lagi.
Menurut Vira, itulah mengapa peran PERMATA menjadi sangat vital. PERMATA akan mengedukasi, mendidik, mencerdaskan para orangtua untuk sadar dalam perannya mengawal pendidikan anak-anaknya.
“Kita jangan lagi buta politik, buta Undang-undang, kita jangan sampai tidak tahu jika ada UU berbau liberal dan sekuler sedang diperjuangan, kita harus mengawal bangsa dan melawan semua itu,” tandasnya lagi.
Setiap orangtua dituntut untuk cerdas dan peka. Isu UU Kesetaraan Gender, KTP Tanpa Kolom Agama bahkan hingga permasalahan Jalur Gaza, Suriah, Mesir, Rohingya dan ancaman syiahnisasi adalah juga tanggung jawab para Ibu.
“Kita harus bersatu menjadi bagian perjuangan umat,” tegasnya lagi.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar